Tugas 3
PAPER SOFTSKILL
PAPER SOFTSKILL
PEREKONOMIAN INDONESIA
Disusun oleh :
1EB17
Kelompok 07
Dosen : Antoni, SE., MM
Nama Kelompok :
- Selfi Damayanti (26216894)
- Sonny Armansya (27216127)
- Syaras Ayuning Tyas (27216249)
- Wafa Atika Warsono (27216576)
- ` Wicaksono Bagus Kurniawan (27216621)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
I. Industrialisasi di Indonesia
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) : Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan perkembangan sektor pertanian di Indonesia.
1. Pokok
Bahasan
Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang
mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.
Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan di mana masyarakat
berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam
(spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi
adalah bagian dari proses modernisasi di mana perubahan sosial dan perkembangan
ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi.
Dalam
Industrialisasi ada perubahan filosofi manusia di mana manusia mengubah
pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas (tindakan
didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi mengacu
kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi). Menurut para peniliti ada faktor
yang menjadi acuan modernisasi industri dan pengembangan perusahaan. Mulai dari
lingkungan politik dan hukum yang menguntungkan untuk dunia industri dan
perdagangan, bisa juga dengan sumber daya alam yang beragam dan melimpah, dan
juga sumber daya manusia yang cenderung rendah biaya, memiliki kemampuan dan
bisa beradaptasi dengan pekerjaannya.
Negara pertama yang melakukan industrialisasi adalah
Inggris ketika terjadi revolusi industri pada abad ke 18.Pada akhir abad ke 20,
Negara di Asia Timur telah menjadi bagian dunia yang paling banyak melakukan
industrialisasi. Industrialisasi di Indonesia semakin menurun semenjak krisis
ekonomi tahun 1998. Kemunduran ini bukanlah berarti Indonesia tidak memiliki
modal untuk melakukan investasi pada industri dalam negeri, tetapi lebih kepada
penyerapan barang hasil produksi industri dalam negeri. Membuka pasar dalam
negeri adalah kunci penting bagi industri Indonesia untuk bisa bangkit lagi
karena saat ini pasar Indonesia dikuasai oleh produk produk asing.
2. Sub Pokok Bahasan
2.1 Konsep dan Tujuan Industrialisasi
Awal konsep industrialisasi
adalah Revolusi industri abad 18 di Inggris kemudian Penemuan metode baru dlm
pemintalan dan penemuan kapas yg menciptakan spesialisasi produksi dan
peningkatan produktivitas faktor produksi.
Industrialisasi
adalah suatu proses interkasi antara perkembangan teknologi, inovasi,
spesialisasi dan perdagangan dunia untuk meningkatkan pendapatan masyarakat
dengan mendorong perubahan struktur ekonomi.Industrialisasi merupakan salah
satu strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan ekonomi.hanya beberapa
Negara dengan penduduk sedikit & kekayaan alam melimpah seperti Kuwait
& libya ingin mencapai pendapatan yang tinggi tanpa industrialisasi. Tujuan
pembangunan industri nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang
ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan baik di sektor industri
maupun untuk mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu :
1) Meningkatkan
penyerapan tenaga kerja industri.
2) Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam negeri.
3) Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian.
4) Mendukung perkembangan sektor infrastruktur.
5) Meningkatkan kemampuan teknologi.
6) Meningkatkan pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk.
7) Meningkatkan penyebaran industri.
2) Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam negeri.
3) Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian.
4) Mendukung perkembangan sektor infrastruktur.
5) Meningkatkan kemampuan teknologi.
6) Meningkatkan pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk.
7) Meningkatkan penyebaran industri.
2.2 Faktor-faktor Pendorong Industrialisasi
a. Kemampuan teknologi dan inovasi;
b. Laju
pertumbuhan pendapatan nasional per kapita;
c. Kondisi dan
struktur awal ekonomi dalam negeri.
Negara yang
awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan
industri tengah seperti mesin alat produksi akan mengalami proses
industrialisasi lebih cepat
d. Besar pangsa
pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk.
Indonesia
dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi.
e. Ciri
industrialisasi.
Yaitu cara
pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi, jenis industri unggulan
dan insentif yang diberikan.
f. Keberadaan
SDA.
Negara dengan
SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasi.
g. Kebijakan/strategi
pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi
ekspor.
2.3 Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Nasional
Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama
perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di
sebuah negara juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara
nasional di negara itu. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas
produk yang dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan.
Sejak krisis ekonomi dunia yang terjadi tahun
1998 dan merontokkan berbagai sendi perekonomian nasional, perkembangan
industri di Indonesia secara nasional belum memperlihatkan perkembangan yang
menggembirakan. Bahkan perkembangan industri nasional, khususnya industri manufaktur,
lebih sering terlihat merosot ketimbang grafik peningkatannya.
Sebuah hasil riset yang dilakukan pada tahun 2006 oleh sebuah lembaga internasional terhadap prospek industri manufaktur di berbagai negara memperlihatkan hasil yang cukup memprihatinkan.
Sebuah hasil riset yang dilakukan pada tahun 2006 oleh sebuah lembaga internasional terhadap prospek industri manufaktur di berbagai negara memperlihatkan hasil yang cukup memprihatinkan.
Dari 60 negara yang menjadi obyek penelitian,
posisi industri manufaktur Indonesia berada di posisi terbawah bersama beberapa
negara Asia, seperti Vietnam. Riset yang meneliti aspek daya saing produk
industri manufaktur Indonesia di pasar global, menempatkannya pada posisi yang
sangat rendah.Industri manufaktur masa depan adalah industri-industri yang
mempunyai daya saing tinggi, yang didasarkan tidak hanya kepada besarnya
potensi Indonesia (comparative advantage), seperti luas bentang wilayah, besarnya
jumlah penduduk serta ketersediaan sumber daya alam, tetapi juga berdasarkan
kemampuan atau daya kreasi dan keterampilan serta profesionalisme sumber daya
manusia Indonesia (competitive advantage).
1.
Pada tahun 2004-2007
Industri manufaktur nasional benar-benar dalam kondisi terpuruk.
Indikasi keterpurukan itu terlihat dari tingkat pertumbuhan sektor manufaktur
tahun lalu yang hanya mencapai 4,6%, di bawah target Depperin sebesar 5%.
Sementara itu, pertumbuhan sektor manufaktur tahun ini diperkirakan masih akan
berjalan lambat karena sampai sekarang pemerintah belum mampu menghapus
sejumlah faktor penghambat pertumbuhan industri seperti biaya ekonomi tinggi,
problem perpajakan, pungutan liar, biaya energi yang melambung serta
infrastruktur yang asih minim.
Karena itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan
Wanandi meragukan pencapaian target pertumbuhan industri manufaktur sebesar
7,9% pada tahun ini.
Departemen Perindustrian, selaku penanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan sektor industri nasional, sempat menargetkan industri manufaktur nasional tumbuh 7,7% pada 2006, sebelum direvisi turun menjadi 6% dan diturunkan lagi menjadi 5% pada akhir tahun lalu.
Perkembangan industri manufaktur nasional. Tahun Pertumbuhan (%) :
Departemen Perindustrian, selaku penanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan sektor industri nasional, sempat menargetkan industri manufaktur nasional tumbuh 7,7% pada 2006, sebelum direvisi turun menjadi 6% dan diturunkan lagi menjadi 5% pada akhir tahun lalu.
Perkembangan industri manufaktur nasional. Tahun Pertumbuhan (%) :
2004
7,5
2005 5,9
2006 4,6
2007* 7,9
2005 5,9
2006 4,6
2007* 7,9
Ketua
Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan target
pertumbuhan 7,9% pada tahun ini diperkirakan sulit dicapai, apabila investasi
baru dan perluasan usaha masih tetap minim seperti tahun lalu. "Kalau
tidak ada tambahan investasi atau produksi dan ekonomi kita masih begini-begini
saja [tidak berubah], maka target pertumbuhan sebesar 7,9% akan sulit
dicapai," ujar Sofjan, kemarin. Namun, Dirjen Industri Logam Mesin Tekstil
dan Aneka (ILMTA) Depperin Ansari Bukhari tetap optimistis target pertumbuhan
industri manufaktur 7,7% pada tahun ini akan dapat dicapai.
2. Pada tahun 2009-2011
Memasuki
tahun 2010, sektor industri pengolahan masih menghadapi berbagai tantangan yang
besar. Pada tahun 2009, sektor industri manufaktur terpukul dengan adanya
krisis finansial global yang menyebabkan ekonomi di negara maju melemah.
Akibatnya pasar ekspor menyusut dan sebagian besar industri manufaktur yang
berorientasi ekspor mulai dilanda kelesuan.
Pada
tahun 2009 sampai kuartal III, sektor industri pengolahan non-migas hanya
tumbuh sebesar 1,72 % dan nilai ekspor turun sebesar 25,5%.memasuki kwartal IV 2009, pasar ekspor mulai
bangkit kembali demikian juga pasar domestik. Keadaan ini telah mengundang
optimisme bahwa tahun 2010 industri pengolahan akan bisa bangkit.
Namun
meski krisis global baru mulai pulih, industri pengolahan masih menghadapi tantangan
yang besar di pasar domestik yang selama ini menjadi penyelamat bagi sektor
industri manufaktur yang kehilangan pasr ekspor. Mulai Januari 2010, pasar
bebas Asean Cina (ASEAN-CHINA Free Trade Area) mulai diberlakukan, dengan
membebaskan bea masuk bagi produk Cina yang akan masuk ke pasar ASEAN termasuk
Indonesia. Dengan demikian produk Cina akan makin tinggi daya saingnya di
pasar domestik Indonesia karena selama ini ketika bea masuk belum dibebaskan
produk lokal sudah sulit bersaing dengan produk dari Cina.
Memang
tidak seluruh sektor industri pengolahan mengalami ancaman langsung dari produk
Cina, sektor otomotif masih mempunyai daya saing, karena selama ini produk yang
didominasi merk Jepang masih menguasai pasar Indonesia, sehingga tidak mudah
bagi produk Cina menggeser merk Jepang yang sudah dirakit atau diproduksi di
dalam negeri. Demikian juga produk seperti pupuk tidak terpengaruh oleh AC FTA
karena sampai saat ini masih disubsidi oleh Pemerintah.
Produk
yang paling terkena dampak FTA diantaranya industri tekstil dan Sepatu, karena
selama inipun sektor industri tersebut sudah banyak tergerus pasarnya.masalah yang dihadapi sektor ini pada tahun
2010 bukan hanya masalah pasar bebas Asean Cina saja. Masalah bahan baku impor,
pasokan listrik, infrastruktur transportasi, kondisi mesin yang tua menjadi
deretan masalah yang dihadapi dan perlu penanganan yang serius karena bila
tidak teratasi dalam waktu dekat bisa menurunkan daya saing sektor industri ini
sehingga industri manufaktur di Indonesia akan sulit bangkit.
Pada
sisi positif, masih ada tanda-tanda peluang untuk perbaikan pada sektor
industri pengolahan di tahun 2010. Mulai membaiknya ekonomi dunia terutama
negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan Eropah, membuka kembali peluang
pasar ekspor karena diharapkan permintaan untuk berbagai barang industri olehan
akan meningkat.
Selama
tahun 2009 ekspor tekstil ternyata masih mampu mempertahankan ekspornya dan
tidak terlalu drastis penurunannya, padahal pasar ekspor pada tahun tersebut
sangat terpukul oleh krisis ekonomi dunia. Diharapkan dengan membaiknya ekonomi
dunia ekspor produk tekstil akan kembali meningkat dipasar ekspor tradisional
yang selama ini produk Indonesia masih bisa bersaing dengan Cina.
Suku bunga yang
rendah dan inflasi yang terkendali dibawah 6% diperkirakan akan memberi dampak
positif kepada sektor manifaktur karena daya beli masyarakat akan meningkat.
Selama daya saing produk lokal bisa ditingkatkan maka tahun 2010 keadaannya
akan lebih baik bagi sektor industri manufaktur.
2.4 Permasalahan Industrialisasi
Industri manufaktur di LDCs lebih terbelakang dibandingkan di DCs, hal ini karena :
1. Keterbatasan teknologi;
2. Kualitas Sumber daya Manusia;
3. Keterbatasan dana pemerintah (selalu difisit) dan sektor swasta;
4. Kerja sama antara pemerintah, industri dan lembaga pendidikan & penelitian masih rendah;
2.5 Strategi Pembangunan Sektor Industri
Strategi
pelaksanaan industrialisasi :
* Strategi substitusi impor (Inward Looking).
* Strategi substitusi impor (Inward Looking).
Bertujuan mengembangkan industri berorientasi
domestic yang dapat menggantikan produk impor. Negara yang menggunakan strategi
ini adalah Korea & Taiwan.
Pertimbangan
menggunakan strategi ini:
- Sumber daya alam & Faktor produksi cukup tersedia;
- Potensi permintaan dalam negeri memadai;
- Sebagai pendorong perkembangan industri manufaktur dalam negeri;
- Kesempatan kerja menjadi luas;
- Pengurangan ketergantungan impor, shg defisit berkurang.
* Strategi promosi ekspor (outward Looking)
- Sumber daya alam & Faktor produksi cukup tersedia;
- Potensi permintaan dalam negeri memadai;
- Sebagai pendorong perkembangan industri manufaktur dalam negeri;
- Kesempatan kerja menjadi luas;
- Pengurangan ketergantungan impor, shg defisit berkurang.
* Strategi promosi ekspor (outward Looking)
Beorientasi ke
pasar internasional dalam usaha pengembangan industri dalam negeri yang
memiliki keunggulan bersaing.
Rekomendasi
agar strategi ini dapat berhasil :
- Pasar harus menciptakan sinyal harga yang benar yang merefleksikan kelangkaan barang yang bisa baik pasar input maupun output;
- Tingkat proteksi impor harus rendah;
- Nilai tukar harus realistis;
- Ada insentif untuk peningkatan ekspor.
- Pasar harus menciptakan sinyal harga yang benar yang merefleksikan kelangkaan barang yang bisa baik pasar input maupun output;
- Tingkat proteksi impor harus rendah;
- Nilai tukar harus realistis;
- Ada insentif untuk peningkatan ekspor.
II. Pembangunan
Ekonomi Daerah dan Otonomi Daerah
Tujuan
Instruksional Khusus (TIK) : Membekali mahasiswa agar lebih paham dan dapat menjelaskan
tentang konsep otonomi daerah dan berbagai strategi pembangunan ekonomi otonomi
daerah.
1.
Pokok Bahasan
Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat
pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta
untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan
kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. (Lincolin Arsyad,
1999).
Masalah pokok dalam pembangunan daerah berada pada
penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang berdasarkan pada
kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan
potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya fisik
secara lokal (daerah). Sehingga kita perlu melakukan pengambilan
inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan
untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang kegiatan ekonomi.
Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses,
yaitu proses yang mencakup pembentukan-pembentukan institusi baru, pembangunan
industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk
menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru,
dan pengembangan perusahaan-perusahan baru.
Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai
tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat
daerah. Untuk mencapai tujuan tesebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus
secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu,
pemerintah daerah beserta daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan
dengan menggunakan sumber daya yang ada harus memperkirakan potensi
sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian
daerah. (Lincolin Arsyad, 1999).
Pembangunan ekonomi sejak Pelita I hingga krisis
1997 memang telah memberi hasil yang positif terhadap perekonomian
Indonesia, apalagi jika dilihat dari kinerja ekonomi makronya. Tingkat PN riil
per kapita mencapai peningkatan yang pesat dari US$50 (1960) dan lebih dari
US$1000 (1990-an). Oleh karena itulah, Indonesia sempat disebut-sebut sebagai
calon negara industri baru di Asia Tenggara.
Namun, ternyata ditinjau dari tingkat kualitasnya,
pembangunan ekonomi pada masa orde baru telah menimbulkan kesenjangan yang
besar sehingga ada ketimpangan dalam distribusi pendapatan antar kelompok
pendapatan, maupun kesenjangan ekonomi/pendapatan daerah. Hal ini membuat
masyarakat yang merasakan bahwa pembangunan ekonomi ini tidak merata, ingin
melepaskan diri dari Indonesia.
Ada beberapa indikator untuk menganalisis derajat
kesenjangan dalam pembangunan ekonomi antar provinsi, yaitu produk
domestik regional bruto (PDRB) per provinsi dalam pembentukan PDB nasional,
PDRB atau pengeluaran konsumsi rumah tangga rata-rata per kapita, indeks
pembangunan manusia (IPM), kontribusi sektoral terhadap pembentukan PDRB, dan
tingkat kemiskinan.
Pengertian Otonomi Daerah
Otonomi daerah di Indonesia adalah hak, wewenang,
dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD
1945 berkenaan dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di
Indonesia, yaitu:
1. Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan
bahwa Indonesia tidak mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang
bersifat negara ("Eenheidstaat"), yang berarti kedaulatan yang
melekat pada rakyat, bangsa dan negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di
antara kesatuan-kesatuan pemerintahan;
2. Nilai dasar Desentralisasi Teritorial, dari isi dan
jiwa pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 beserta penjelasannya sebagaimana
tersebut di atas maka jelaslah bahwa Pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan
politik desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraan.
Dikaitkan dengan dua nilai dasar tersebut di atas,
penyelenggaraan desentralisasi di Indonesia berpusat pada pembentukan daerah-daerah
otonom dan penyerahan/pelimpahan sebagian kekuasaan dan kewenangan pemerintah
pusat ke pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sebagian sebagian
kekuasaan dan kewenangan tersebut. Adapun titik berat pelaksanaan otonomi
daerah adalah pada Daerah Tingkat II (Dati II)dengan beberapa dasar
pertimbangan :
1. Dimensi Politik, Dati II dipandang kurang mempunyai
fanatisme kedaerahan sehingga risiko gerakan separatisme dan peluang
berkembangnya aspirasi federalis relatif minim
2. Dimensi Administratif, penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat relatif dapat lebih efektif
3. Dati II adalah daerah "ujung tombak"
pelaksanaan pembangunan sehingga Dati II-lah yang lebih tahu kebutuhan dan
potensi rakyat di daerahnya.
Atas dasar itulah, prinsip otonomi yang dianut
adalah:
1.
Nyata, otonomi
secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi obyektif di daerah
2. Bertanggung
jawab, pemberian otonomi diselaraskan/diupayakan untuk memperlancar pembangunan
di seluruh pelosok tanah air; dan
3. Dinamis, pelaksanaan
otonomi selalu menjadi sarana dan dorongan untuk lebih baik dan maju
2. Sub Pokok Bahasan
2.1 Faktor – faktor penyebab ketimpangan pembangunan
daerah
Dalam setiap daerah pasti mengalami permasalahan
yang terjadi baik antar wilayah maupun hanya wilayah itu saja. Seperti halnya
dalam bidang ekonomi ada masanya mengalami ketimpangan antar wilayah.
Ketimpangan itu terjadi karena beberapa faktor.
Berikut
faktor-faktor yang menyebabkan Ketimpangan :
1. Konsentrasi Pembangunan Ekonomi
1. Konsentrasi Pembangunan Ekonomi
Setiap ekonomi daerah berbeda-beda tergantung dengan
seberapa kuat pemerintahan daerahnya melakukan usaha agar daerah memiliki
pendapatan daerah yang tinggi. Namun jika satu daerah memiliki pendapatan
daerah yang tinggi sedangkan daerah lainnya memliki pendapatan rendah karena pemerintah
daerahnya tidak terkonsentrasi pada pembangunan ekonomi , hal itu menimbulkan
ketimpangan antar wilayah/daerah.
2. Alokasi Investasi
2. Alokasi Investasi
Investasi yang dilakukan pihak asing di daerah juga
menyebabkan ketimpangan karena tidak semua investor mau berinvestasi di daerah
tergantung oleh SDA yang tersedia dan infrastruktur yang memadai.
3. Perbedaan Sumber Daya Alam
Perbedaan SDA yang dimiliki juga menimbulkan
ketimpangan karena tidak semua daerah memiliki sumber daya alam.
4. Kurang Lancarnya Perdagangan Antar Provinsi
Tidak semua daerah dapat melakukan kegiatan
perdagangan dengan lancar dan mudah. Di daerah tidak seperti di kota yang masih
terbatais oleh transportasi dan komunikasi yang memadai sehingga menimbulkan
ketimpangan.
5. Perbedaan Kondisi Demografis
Kondisi demografis setiap daerah berbeda tergantung
pada tingkat pendidikan , tingkat kepadatan penduduk dan pertumbuhan
penduduknya. Perbedaan kondisi demografis ini berdampak pada ketimpangan dalam
ekonomi seperti pada kegiatan perdagangan.
2.2 Pembangunan Indonesia Timur
Di Indonesia pemerataan pembangunan ekonomi masih
belum merata karena beberapa faktor yang telah disebutkan diatas tadi. Terutama
wilayah Indonesia bagian timur karena sulit tejangkau dan jarang diperhatikan
oleh pemerintah pusat. Kondisi ekonomi disana tidak sebaik ekonomi di pulau
Jawa dan sekitarnya karena masih adanya kemiskinan dan keterbatasan pendidikan
yang menyebabkan SDM rendah. Dengan adanya pembagian otonomi daerah ini sedikit
memperbaiki kondisi ekonomi di wilayah timur secara perlahan. Berbagai cara
dilakukan dengan memperbaiki SDM yang rendah dan meningkatkan kualitas
pendidikan setiap individu. Sebaiknya pemerintah pusat memberi perhatian lebih
kepada derah terpencil agar mereka dapat hidup layaknya masyarakat di pulau Jawa
dengan kondisi ekonomi yang cukup baik.
2.3 Teori dan analisis pembangunan
ekonomi
Ada sejumlah teori yang dapat menerangkan kenapa ada
perbedaan dalam tingkat pembangunan ekonomi antardaerah diantaranya yang umum
di gunakan adalah teori basis ekonomi,teori lokasi dan teori daya tarik
industri.
1. Teori pembangunan ekonomi daerah
a.
Teori basis
ekonomi
Teori basis ekonomi
menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah
berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah.
b.
Teori lokasi
Teori lokasi juga
sering digunakan untuk penentuan atau pengembangan kawasan industri di suatu
dareah. Inti pemikiran dari teori ini didasarkan pada sifat rasional
pengusaha/perusahaan yang cenderung mencari keuntungan setinggi mungkin dengan
biaya serendah mungkin oleh karena itu , pengusaha akan memilih lokasi usaha
yang memaksimalkan keuntungannya dan meminimalisasikan biaya usaha atau
produksinya, yakni lokasi yang dekat dengan tempat bahan baku dan pasar.
c.
Teori daya tarik
industri
Dalam upaya pembangunan
ekonomi daerah di Indonesia sering di pertanyakan. Jenis – jenis industri apa
saja yang tepat untuk dikembangkan (diunggulkan) ? Ini adalah masalah membangun
fortofolio industri suatu daerah.
2. Model analisis pembangunan daerah
Selain teori-teori di atas, ada beberapa metode yang
umum digunakan untuk menganalisi posisi relative ekonomi suatu daerah; salah
satu di antaranya adalah metode analisis shift-share (SS), location questitens,
angka pengganda pendapatan , analisis input output (i-o) ,dan model perumbuhan
Harold-domar. Berikut adalah sebagian penjelasan dari model analisis dalam
pembagunaan daerah
a. Analisis SS
a. Analisis SS
Dengan pendekatan analisis ini ,dapat di analisis
kinerja perekonomian suatu daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang
lebih besar ( nasional).
b. Location Quotients (LQ)
Yaitu untuk mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan
ekonomi atau sector di suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya adalah
perekonomian daerah tersebut dengan peranan dari kegiatan ekonomi atau sektor
yang sampai di tingkat yang sama.
c. Angka Pengganda Pendapatan
Metode ini umum digunakan untuk mengukur potensi
kenaikan pendapatan suatu daerah dari suatu kegiatan ekonomi yang baru atau
peningkatan output dari suatu sektor di daerah tersebut.
d. Analisis Input-Output (I-O)
Analisis I-O merupakan salah satu metode analisis
yang sering digunakan untuk mengukur perekonomian suatu daerah dengan melihat
keterkaitan antarsektor dalam usaha memahami kompleksitas perekonomian daerah
tersebut, serta kondisi yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan
antara AS dan AD.
DAFTAR PUSTAKA
·
http://robbypras.blogspot.co.id/2016/05/pembangunan-ekonomi-daerah-dan-otonomi.html ( Kamis ,
21.05 wib)

KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.
Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.