Minggu, 08 Januari 2017

Bisnis Internasional

Bisnis Internasional
Wicaksono Bagus Kurniawan
27216621
IT-022234

            Penulisan ini dibuat untuk mendapatkan pengetahuan tentang Bisnis Internasional yang merupakan salah satu materi dalam mata kuliah Pengantar Bisnis. Penulisan ini dibuat dengan tujuan agar pembaca mampu mengidentifikasi strategi bisnis yang digunakan dalam bisnis internasional. Penulisan ini akan membahas tentang hakikat, alasan, tahap-tahap, hambatan bisnis internasional dan perusahaan multinasional. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan mencari referensi dari media internet berdasarkan dari sumber yang terpercaya.

1. Hakikat Bisnis Internasional
Bisnis merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mendatangkan keuntungan dari segi materi, namun tidak hanya itu bisnis juga dilakukan dengan tujuan mendapat keuntungan dari segi lainnya, misalkan kepercayaan, kepuasan diri, aktualisasi diri dan sebagainya. Sedangkan internasional merupakan suatu cakupan yang tidak hanya terbatas pada satu daerah atau satu negara saja. dalam internasional melibatkan semua negara, tidak hanya satu atau dua negara tetapi juga banyak negara di setiap penjuru benua.
Bisnis Internasional, yaitu suatu yang dilakukan tidak hanya di dalam negeri saja tetapi dengan melibatkan banyak orang diberbagai negara. Ini artinya segala bentuk bisnis yang dilakukannya melewati kegiatan-kegiatan yang ada di batas negara. Proses bisnis yang dilakukannyapun tidak terbatas hanya kepada penjualan berupa barang-barang saja, tetapi lebih dari itu terdapat pula jenis industri jasa, periklanan, perbankan, komunikasi, transportasi dan lain sebagainya. 
a.    Perdagangan Internasional (International Trade)
Dalam perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka timbul neraca perdagangan antar negara (balance of tread).Suatu Negara dapat memiliki surplus seraca perdagangan atau devisit neraca perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan dari negara partner dagangnya. Dengan neraca perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas keluarnya ke Negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar negara disebut neraca pembayaran (balance of paymnets). Jika neraca pembayaran mengalami surplus, dikatakan bahwa negara mengalami pertambahan devisa. Sebaliknya apabila negara itu mengalami devisit neraca perdagangannya maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannya dengan negara lain. Jadi, negara tersebut mengalami devisit neraca pembayaran dan menghadapi pengurangan devisa Negara.
b.    Pemasaran International (International Marketing)
Pemasaran internasional yang merupakan keadaan suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri.Dalam hal ini maka pengusaha akan terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan dapat berupa barang dan/ atau jasa. Transaksi ini dapat ditempuh dengan cara:
·         Licencing
·         Franchising
·         Management Contracting
·         Marketing in Home Country by Host Country
·         Joint Venturing
·         Multinational Coporation (MNC)
Semua bentuk transaksi internasional memerlukan transaksi pembayaran yang sering disebut fee. Negara (Home Country) harus membayar, sedangkan pengirim (Host Country) memperoleh fee tersebut. Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan internasional sering dianggap sama, padahal berbeda. Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan internasinol dilakukan oleh negara sedangkan pemasaran internasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif, lebih progresif dibandingkan perdagangan internasional.

2. Alasan Melaksanakan Bisnis Internasional
1. Spesialisasi antarbangsa-bangsa : Dalam hubungan dengan keungulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya itu maka suatu negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk memprodukan suatu komoditi yang strategi yaitu:
a.    Memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatan yang ternyata benar-benar paling paling. 
b.    Menitikberatkan pada komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil diantara negara-negara yang lain. 
c.    Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi. 
KONSEP KEUNGULAN ABSOLUT Suatu negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara itu memegang monopoli dalam berproduksi dan perdagangan terhadap produk tersebut. 
KONSEP KEUNGGULAN KOMPARATIF : Konsep Keunggulan komparatif ini merupakan konsep yang lebih realistik dan banyak terdapat dalam bisnis internasional. Kemampuan yang lebih tinggi dalam menawarkan suatu produk itu dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk yaitu: 
a.    Ongkos atau harga penawaran yang lebih rendah. 
b.    Mutu yang lebih unggul meskipun harganya lebih mahal. 
c.    Kontinuitas penyediaan (Supply) yang lebih baik. 
d.    Stabilitas hubungan bisnis maupun politik yang lebih baik. 
e.    Tersediannya fasilitas penunjang yang lebih baik misalnya fasilitas latihan maupun transportasi. 
2. Pertimbangan Pengembangan Bisnis : Pertimbangan yang mendorong mengapa suatu perusahaan melaksanakan atau terjun kebisnis internasional yaitu: 
a.    Memanfaatkan kapasitas mesin yang masih menganggur yang dimiliki oleh suatu perusahaan. 
b.    Produk tersebut didalam negeri sudah mengalami tingkat kejenuhan dan bahkan mungkin sudah mengalami tahap penurunan (decline phase), Persaingan. 
c.    Mengembangkan pasar baru (keluar negeri) 
d.    Potensi pasar internasional pada umumnya jauh lebih luas ketimbang pasar domestik. 

3. Tahap-tahap Dalam Memasuki Bisnis Internasional
  Adapun tahap tersebut secara kronologis adalah sebagai berikut: 
       1. Ekspor Insidentil. 
       2. Ekspor Aktif. 
       3. Penjualan Lisensi. 
       4. Franchising. 
       5. Pemasaran diluar Negeri 
       6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri 

1.    EKSPOR INSIDENTIL (INCIDENTAL EXPORT) 
Dalam rangka untuk masuk kedalam dunia bisnis internasional suatu perusahaan pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan ekspor insidentil. 
2.    EKSPOR AKTIF (ACTIVE EXPORT) 
Tahap ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif untuk melaksanakan manajemen atas transaksi itu. 
3.    PENJUALAN LISENSI (LICENSING) 
Tahap ini Negara pendatang menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima. 
4.    FRANCHISING 
Tahap berikutnya mrupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan disuatu negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangannya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya. Dan lain-lain. Bentuk Franchise yang pada saat ini populer dinegara kita dan juga dinegara lain yaitu: 
a.    Manajemen sistem yang sudah teruji. 
b.    Memiliki nama yang sudah terkenal dan populer. 
c.    Performance Record yang sudah mapan untuk alat penilaian. 
Sebaliknya bentuk ini juga memiliki kejelekan yaitu :
a.    Biaya tinggi untuk mendapatkan Franchise. 
b.    Keputusan bisnis akan dibatasi oleh Franchitor. 
c.    Sangat dipengaruhi oleh kegagalan dari bentuk Franchise lain. 
5.    PEMASARAN DI LUAR NEGERI 
 Bentuk ini memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang (Host Country) haruslah betul-betul secara aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen pemasaran bagi produknya itu dinegara asing (Home Country). 
6.    PRODUKSI DAN PEMASARAN DI LUAR NEGERI (TOTAL INTERNASIONAL BUSINNES) 
Tahap yang terakhir adalah tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri pada bisnis internasional yaitu tahap “ produksi dan pemasaran luar negeri “ Tahap ini juga disebut sebagai “ Total Internaional Business” Bentuk inilah yang menimbulkan MNC atau Multy National Corporation yaitu perusahaan Multi Nasional. Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri asing itu lengkap dengan segala modalnya lalu melakukan prosese produksi di Negeri itu, kemudian menjual hasil produksinya itu di Negeri itu juga. Bentuk ini memiliki unsur positif bagi Negara sedang berkembang karena dalam bentuk ini Negara penerima tidak perlu menyediakan modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik tersebut yang pada umumnya Negara berkembang masih miskin dana untuk pembangunan bangsanya.

4. Hambatan Dalam Memasuki Bisnis Internasional
Ada beberapa faktor yang dapat menjadi hambatan dalam melakukan perdagangan internasional. Faktor-faktor penghambat perdagangan internasional adalah sebagai berikut :
1.    Tidak Amannya Suatu Negara. Amannya suatu negara merupakan pertimbangan terjadinya perdagangan internasional . Jika negara memiliki kondisi yang aman maka para pedagang akan mendekat namun jika tidak maka pedagang akan beralih ke negara yang lebih aman. Faktor keamanan yang memengaruhi para pedagang untuk melakukan perdagangan internasional
2.    Kebijakan Ekonomi Internasional oleh Pemerintah. Beberapa kebijakan ekonomi suatu negara yang menghambat kelancaran perdagangan internasional. Contohnya, pembatasan jumlah impor, pungutan biaya impor/ekspor yang tinggi, perijinan yang berbelit-belit.
3.    Tidak Stabilnya Kurs Mata Uang Asing. Kurs mata uang asing yang tidak stabil membuat para eksportir maupun importir mengalami kesulitan dalam  menentukan harga valuta asing. Kesulitan dari hal tersebut berdampak pula terhadap harga penawaran maupun permintaan dalam perdagangan.

5. Perusahaan Multinasional
Suatu perusahaan yang melaksanakan kegiatan secara internasional melakukan operasinya di beberapa negara, biasa di sebut Multinasional Corporations. Era globalisasi yang melanda dunia dimana dalam kondisi tidak ada satu Negara akan selalu terpengaruh oleh tindakan yang dilakukan negara lain, sehingga dengan cara cepat dalam waktu yang bersamaan kita dapat mengetahui suatu kejadian yang terjadi di setiap negara di dunia. Seolah olah tidak ada batas – batas antara negara yang satu dengan negara yang lain. Kebutuhan akan barang – barang konsumsi atau kehidupan sehari – hari cenderung tidak berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lain. Kecenderungan untuk adanya kesamaan yang mendorong perusahaan untuk beroperasi secara internasional perusahaan yang akan mencoba untuk mencari tempat pabrik guna memproduksikan barang – barang yang paling murah kemudian dipasarkan keseluruh penjuru dunia sehingga akan lebih ekonomis dan memiliki daya saing yang lebih tinggi. Adanya batasan – batasan ekspor impor antar negara mendorong suatu perusahaan untuk memproduksi barang di negeri sendiri dan menjual di negeri luar. Dengan cara itu pembatasan ekspor – impor tidak berlaku lagi baginya.

Kesimpulan
            Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Bisnis Internasional mencakup perdagangan internasional, pemanufakturan antar negara juga industri jasa di berbagai bidang. Selain adanya kegiatan-kegiatan dalam proses transaksi antar negara, dalam bisnis internasional juga dikenal jenis perusahaan yang turut mendukung akan kelancaran bisnis tersebut. Contoh perusahaan ini adalah perusahaan multinasional yang merupakan sebuah perusahaan dengan mempunyai cabang di banyak negara.

REFERENSI


Sabtu, 07 Januari 2017

Tanggung Jawab Social Suatu Bisnis

Tanggung Jawab Social Suatu Bisnis
Wicaksono Bagus Kurniawan
27216621
IT-022234

            Penulisan ini dibuat untuk mendapatkan pengetahuan tentang Tanggung Jawab Social Suatu Bisnis yang merupakan salah satu materi dalam mata kuliah Pengantar Bisnis. Penulisan ini dibuat dengan tujuan agar pembaca dapat membedakan tanggung jawab pengusaha dan etika bisnis terhadap masyarakat. Penulisan ini akan membahas tentang bentuk-bentuk tanggung jawab bisnis dll. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan mencari referensi dari media internet berdasarkan dari sumber yang terpercaya.

1. Benturan Dengan Kepentingan Masyarakat
Secara umum, dunia bisnis didirikan untuk memenuhi manusia akan barang dan jasa. Dalam pencapaian tujuan ekonomis perusahaan, hampir selalu terjadi interaksi antara perusahaan dan lingkungannya. Interaksi yang terjadi, pada akhirnya, akan memunculkan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pihak-pihak yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung atas kegiatan yang dilakukan perusahaan. Dalam hal ini, tanggung jawab sosial perusahaan berhubungan dengan perusahaan lain, konsumen, investor, masyarakat secara keseluruhan, lingkungan eksternal, ,maupun alam.
Salah satu proses bisnis adalah produksi. Proses produksi seringkali memnyebabkan benturan kepentingan masyarakat dengan perusahaan. Benturan ini terjadi karena perusahaan seringkali menimbulkan polusi ( udara, air, limbah, suara, bahkan mental kejiwaan ). Dalam menunaikan tanggung jawab sosial, perusahaan dituntut untuk menghindari etika bisnis. Hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis dapat berupa dorongan dari pihak luar maupun dari dalam bisnis itu sendiri.
Dorongan dari pihak luar dapat berupa dari lingkungan masyarakat seringkali menghadapi kendala sehingga harus mengeluarkan biaya tambahan yang cukup besar bagi perusahaan dan diperhitungkan biaya tambahan untung-rugi perusahaan. Sedangkan dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi pebisnis yang melibatkan rasa, karya yang ikut mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur.

2. Dorongan Tanggung Jawab Sosial
Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial yang merupakan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana keputusan bisnisnya dapat mempengaruhi masyarakat. Istilah tanggung jawab sosial terkadang digunakan untuk menjelaskan tanggung jawab perusahaan terhadap komunitas dan lingkungannya. Namun, istilah tersebut dapat diperluas untuk memasukkan tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan, karyawan, pemegang saham, dan kreditornya. Klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah bisnis adalah sebagai berikut :

1.    Penerapan manajemen orientasi kemanusiaan.
Kegiatan intern yang muncul bersifat kaku, keras, biroraktik, dan otoriter. Manfaat penerapan manajemen orientasi kemanusiaan akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara pelaku bisnis dan pihak luar secara rinci. Manfaatnya adalah :
·     Peningkatan moral kerja karyawan yang berakibat membaiknya produktivas dan semangat pekerja.
·  Adanya pertisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga terciptanya kondisi manajemen yang kondusif.
·         Peningkatan mutu produksi yang diadakan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
·  Kepercayaan konsumen yang meningkatkan dan merupakan dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan.
·       Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
2.    Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan.
Keseimbangan anatara manusia dan alam lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Contohnya penangkapan ikan menggunakan racun atau bahan peledak yang dapat merusak ekosistem laut, penebangan pohon secara besar-besaran tanpa penanaman kembali (reboisasi) untuk kepentingan industri kertas yang dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem hutan.
3.    Penghematan energy.
Pengurasan secara besar-besaran terhadap energy yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui seperti minyak, gas, batu bara telah banyak terjadi. Kesadaran sumber daya tersebut tidak dapat diperbarui mendorong dilaksanakannya efesiensi penggunaan energy. Salah satunya menggunakan energi alternatife contohnya penggunaan tenaga surya, air, serta laut.
4.    Partisipasi pembangunan bangsa
Kesadaran pebisnis terhadap susksesnya pembangunan sangat diperlukan. Karena dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada, sebagai bentuk tanggung jawab social pada lingkungan sekitar perusahaan beroperasi.
5.    Gerakan konsumenrisme.
Tujuan dari gerakan konsumenrisme :
·      Pelaksanaan strategi advertensi/periklanan yang realistic dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat.
·         Pelayanan purna jual yang baik.
·       Berjalannya proses public relation yang lebih menitikberatkan pada kepuasan konsumen dari pada promosi semata.
·      Memperoleh perhatian dan tidakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktek bisnisnya.


3. Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

4. Bentuk-bentuk Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
Penjabaran dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis. Sejalan dengan itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik masyarakat.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di Indonesia adalah :
a.    Pelaksanaan hubungan industrial pancasila (HIP)
sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan jasa yang terdiri dari unsur pengusaha,pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai nilai Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
b.    Dampak lingkungan (AMDAL)
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup  yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya
c.    Prinsip kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti masker pelindung, topi pengaman, dsb.
d.    Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Perkebunan Inti Rakyat adalah sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik Negara dan kecil milik masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti penggerak perkebunan di mana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil di sekitarnya.
e.    Sistem bapak angkat dan anak angkat
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil atau menengah mitra kerja yang harus mereka bina.

Kesimpulan
            Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab sosial dalam bisnis merupakan sebuah konsep yang berhubungan dengan mengacu pada seluruh cara bisnis yang berupaya menyeimbangkan komitmennya pada kelompok dan pribadi dalam lingkungan sosialnya. Kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan sumber daya alam mengandung nilai positif dan negatif karena merugikan lingkungan dan masyarakat lain yang lebih luas. Maju mundurnya bisnis tergantung dari pelaku bisnis itu sendiri. Tanggung jawab sosial dalam bisnis sangat penting karena dalam berbisnis sangat berkaitan dengan dunia sekitar sebagai pendapatan sebuah perusahaan.


REFERENSI


Teknik Analisis Meramalkan Kas Perusahaan

Teknik Analisis Meramalkan Kas Perusahaan
Wicaksono Bagus Kurniawan
27216621
IT-022234

Penulisan ini dibuat untuk mendapatkan pengetahuan tentang Teknik Analisis Meramalkan Kas Perusahaan yang merupakan salah satu materi dalam mata kuliah Pengantar Bisnis. Penulisan ini dibuat dengan tujuan agar pembaca mampu menganalisis keuangan perusahaan dalam memprediksi jumlah kas yang dibutuhkan perusahaan. Penulisan ini akan membahas tentang keuangan perusahaan dan macam-macam estimasi. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan mencari referensi dari media internet berdasarkan dari sumber yang terpercaya.

1. Keuangan Perusahaan
Keuangan Perusahaan adalah bidang keuangan yang berurusan dengan keputusan pendanaan perusahaan bisnis dalam membuat dan menganalisis data yang akan digunakan untuk membuat keputusan. Tujuan utama dari keuangan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan sambil mengelola perusahaan keuangan risiko . Meskipun pada dasarnya berbeda dari pembiayaan manajerial yang mempelajari keputusan keuangan dari semua perusahaan, bukan perusahaan sendiri, konsep utama dalam mempelajari corporate finance berlaku untuk masalah keuangan dari semua jenis perusahaan.

2. Estimasi Penjualan
Estimasi Penjualan merupakan dasar perencanaan bagi berbagai aktivitas di perusahaan. Pada umumnya rencana kerja tersebut dibuat berdasarkan sasaran penjualan/aktivitas lainnya yang berasal dari ramalan penjualan. Dengan demikian ramalan penjualan merupakan elemen penting dalam kegiatan pemasaran maupun bidang-bidang lainnya. Ramalan yang terlalu optimis dapat menyebabkan perusahaan mengalami kerugian karena usaha dana yang dikeluarkan tidak sesuai dengan volume penjualan. Sebaliknya ramalan yang terlalu pesimis mengakibatkan perusahaan dapat kehilangan kesempatan untuk meningkatkan penjualan.

3. Estimasi Produksi
Estimasi Produksi merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau mengelola bahan baku sampai menjadi barang jadi dan siap di pasarkan.

4. Estimasi Pembelian Bahan Langsung
            Estimasi Pembelian bahan langsung adalah pembelian barang secara langsung, baik berupa langsung maupun sistem online. estimatis ini sangat menguntungkan bagi penjual maupun pembeli. karena penjual bisa memprodukan barang daganganya dengan cara sistem online, dan si pembeli juga dapat lebih menguntungkan dan menghematkan. Karena pembeli tidak perlu meluangkan waktu yang lama untuk datang dan pergi ke sana. Cukup hanya dengan berada di depan komputer dan memilih barang mana yang akan di belinya. lalu mentransferkan jumlah uang yang sudah tertera, dengan cara seperti itu pihak pembeli maupun pihak penjual dapat memperolehkan keuntungan.

5. Estimasi Pemakaian Bahan Langsung
        Estimasi Pemakaian Bahan Langsung adalah Biaya yang dikeluarkan untuk membiayai bahan baku pembantu dan penunjang produksi. Berdasarkan harga pokok satandar menunjukan bahwa satu unit bahan baku langsung dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit produk jadi. Harga yang digunakan sama dengan harga yang dibeli.

6. Upah Langsung
Upah Langsung merupakan upah yang diberikan oleh atasan atau managernya secara langsung kepada para karyawannya setelah mereka melakukan apa yang menjadi kewajiban mereka sebagai pekerja dalam sebuah perusahaan, dan biasanya upah langsung diberikan berupa uang tunai ataupun melalui transfer.

7. Estimasi Beban Fabrikase
        Estimasi Beban Fabrikase adalah Bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat secara nyaman diidentifikasikan dengan atau dibebankan langsung kepesanan, produk, atau objek biaya lain yang spesifik.

8. Estimasi Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan adalah harga yang sudah mutlak atau harga pokok barang yang di jual tanpa bisa mengalami perubahan, harga ini sudah mutlak di berikan oleh penjual kepada pembeli agar tidak terjadi negoisasi dalam penjualan barang tersebut atau dapat berarti juga sebagai ringkasan dari anggaran produksi dengan memperhatikan tingkat persediaan akhir. Data – data yang diperlukan untuk melakukan perhitungan estimasi harga pokok penjualan:
·         Data yang telah dihitung dalam anggaran produksi, anggaran bahan langsung, anggaran overhead dan anggaran tenaga langsung
·         Keakuratan datanya dipengaruhi data dalam anggaran yang lain.

9. Estimasi Beban Penjualan
Estimasi Beban Penjualan merupakan beban yang ditanggung penjual karena terdapat beberapa faktor yang membuat perusahaan atau penjual menanggung beban oleh pihak-pihak tertentu, misalnya : beban pajak, kerusakan barang-barang, keterlambatan pengiriman dan lain sebagainya yang membuat perusahaan dan penjual menjadi beban.

10. Estimasi Beban Administrasi
Estimasi Beban Administrasi adalah perhitungan mengenai   beban-beban administrasi yang akan ditanggung perusahaan sehingga dapat memperkirakan arus kas yang akan keluar dan mempersiapkan langkah-langkah yang lebih maju demi tercapainya tujuan perusahaan yang terbaik.

11. Estimasi Laba Rugi
Estimasi laba-rugi adalah laporan keungan suatu perusahaan yang menunjukkan keuntungan ataupun kerugian yang dialami perusahaan tersebut. Semua laporan keuangan di tunjukkan pada estimasi ini, karena dengan estimasi ini, perusahaan dapat mengetahui apakah mendapatkan keuntungaan ataupun kerugian. Laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, meliputi :
·      Laba merupakan kenaikan modal yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari pendapatan operasional perusahaan
·     Rugi merupakan penurunan modal saham yang diakibatkan dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan pada suatu periode tertentu. 

12. Estimasi Kas
Estimasi Kas adalah laporan keuangan yang menunjukan berapa uang yang di punyai oleh perusahaan itu, karena dengan adanya kas perusahaan dapat mengetahui berapa jumlah uang atau kas yang ada.apakah perusahan tersebut memperoleh keuntungan atau kenaikan kas atau bahkan memeproleh penurunan kas. Tujuan dari laporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktifitas operasi, investasi dan pendanaan dari suatu entitas selama suatu periode.

Kesimpulan
            Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menjalankan kegiatan yang dilakukan perusahaan, kas sangat penting karena merupakan unsur modal kerja dan juga merupakan bagian dari investasi. Jika semua kegiatan dalam laporan kas menghasilkan laporan yang positif maka penerimaan uang dalam kas dari setiap kegiatan akan lebih besar dari uang yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan perusahaan dan jika keadaan ini terjadi terus menerus maka keuangan perusahaan akan semakin bertambah. Maka dari itu untuk melakukan kegiatan meramalkan suatu kas di perusahaan sangat penting untuk kemajuan perusahaan itu sendiri.



REFERENSI